Profil Desa Seloboro

Ketahui informasi secara rinci Desa Seloboro mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Seloboro

Tentang Kami

Desa Seloboro di Salam, Magelang, adalah desa dinamis yang menyeimbangkan tradisi agraris dengan denyut industri. Sebagai lumbung padi yang subur sekaligus rumah bagi industri lokal, desa ini mencerminkan perpaduan harmonis antara ketenangan sawah dan pro

  • Struktur Ekonomi Ganda

    Perekonomian Seloboro ditopang oleh dua pilar yang sama kuat: sektor pertanian padi sebagai fondasi tradisional dan sektor industri (termasuk pengolahan tembakau) serta UMKM sebagai motor penggerak modern.

  • Identitas Historis "Selo Boro"

    Nama desa ini, yang berarti "batu besar" atau "batu dari Boro", memiliki akar sejarah dan geologis yang kuat, merujuk pada warisan batu-batu vulkanik yang menyuburkan tanahnya.

  • Komunitas Adaptif

    Masyarakat Seloboro menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi, di mana ritme kehidupan petani di sawah berjalan selaras dengan ritme kerja para buruh dan pengusaha, menciptakan sebuah komunitas yang tangguh dan beragam.

XM Broker

Di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, terdapat sebuah desa yang menampilkan wajah perdesaan Jawa yang tengah bertransformasi. Desa Seloboro bukanlah desa yang homogen; ia adalah sebuah mozaik di mana hijaunya hamparan padi berpadu dengan sibuknya aktivitas industri dan ketenangan agraris hidup berdampingan dengan dinamika wirausaha. Dengan akar sejarah yang kuat dan struktur ekonomi ganda yang tangguh, Seloboro menjadi contoh dari sebuah desa yang berhasil menyeimbangkan warisan agrarisnya dengan peluang ekonomi modern.

Geografi, Wilayah, dan Demografi

Nama "Seloboro" memiliki kandungan sejarah yang kaya. Nama ini diyakini berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu Selo yang berarti "batu" dan Boro yang sering dikaitkan dengan kata "besar" atau merujuk pada kawasan Borobudur yang lebih luas. Secara harfiah, "Selo Boro" dapat diartikan sebagai "batu yang besar" atau "batu dari Boro". Penamaan ini kemungkinan besar merujuk pada karakteristik geologis wilayahnya yang kaya akan bebatuan vulkanik, sebuah warisan dari aktivitas Gunung Merapi yang menyuburkan tanah di sekitarnya.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Seloboro ialah 2,15 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi tujuh dusun. Batas-batas wilayahnya meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Desa Kadiluwih, sebelah timur dengan Desa Jumoyo, sebelah selatan dengan Desa Mantingan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sirahan.Data kependudukan BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Seloboro sebanyak 4.453 jiwa, yang terdiri dari 2.238 penduduk laki-laki dan 2.215 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, yakni sekitar 2.071 jiwa per kilometer persegi, menandakan sebuah komunitas yang padat dan sangat aktif.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pemerintahan Desa Seloboro mengemban tugas untuk mengelola sebuah desa dengan struktur sosial-ekonomi yang beragam. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa, kebijakan pembangunan diarahkan untuk mendukung kedua pilar ekonomi secara seimbang. Di satu sisi, pemerintah desa fokus pada pemeliharaan infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi untuk menjaga produktivitas sawah. Di sisi lain, pemerintah desa juga berperan sebagai pembina bagi para pelaku industri dan UMKM, membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menjembatani kemitraan.

Dua Pilar Ekonomi: Pertanian dan Industri Lokal

Keunikan Desa Seloboro terletak pada dua pilar ekonominya yang berjalan beriringan. Pilar pertama yang menjadi fondasi historis dan penopang ketahanan pangan adalah sektor pertanian. Sebagian besar lahan di desa ini merupakan sawah irigasi teknis yang sangat produktif. Para petani di Seloboro dengan tekun menanam padi sebagai komoditas utama, menjadikan desa ini salah satu lumbung pangan andalan di Kecamatan Salam. Pemandangan para petani yang sedang menggarap sawah dengan latar belakang perbukitan merupakan bagian dari identitas desa yang tak terpisahkan.Pilar kedua yang menjadi motor penggerak ekonomi modern adalah sektor industri dan UMKM. Desa Seloboro menjadi rumah bagi beberapa industri skala kecil hingga menengah. Salah satu yang cukup signifikan adalah industri yang berkaitan dengan pengolahan tembakau, di mana desa ini menjadi lokasi bagi beberapa gudang atau pabrik rokok skala kecil yang menyerap banyak tenaga kerja, terutama dari kalangan perempuan.Selain itu, berbagai jenis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga tumbuh subur di desa ini, mulai dari usaha kuliner, kerajinan tangan, hingga jasa. Denyut aktivitas industri inilah yang memberikan dinamika berbeda bagi Seloboro, membedakannya dari desa-desa agraris murni di sekitarnya.

Kehidupan Sosial yang Dinamis

Struktur ekonomi ganda ini secara langsung membentuk corak kehidupan sosial yang dinamis di Desa Seloboro. Di desa ini, ritme kehidupan tidak hanya ditentukan oleh musim tanam dan panen, tetapi juga oleh jam kerja pabrik dan kesibukan wirausaha. Pagi hari, sebagian warga berangkat ke sawah, sementara sebagian lainnya menuju tempat kerja mereka di pabrik atau memulai usaha mereka.Perpaduan antara komunitas petani dan komunitas buruh/wirausaha ini menciptakan sebuah masyarakat yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan. Nilai-nilai komunal pedesaan seperti gotong royong tetap terjaga, namun etos kerja yang disiplin dan berorientasi pasar dari dunia industri juga turut mewarnai karakter warganya.

Penutup: Harmoni di Desa Dua Wajah

Desa Seloboro adalah sebuah potret harmoni. Ia adalah bukti bahwa pertanian dan industri tidak harus saling meniadakan, tetapi dapat tumbuh bersama dan saling menopang dalam satu wilayah. Dengan akar agraris yang kuat dan cabang industri yang terus bertumbuh, Seloboro menunjukkan wajah desa masa depan yang tangguh, produktif, dan berdaya saing. Di atas tanah warisan "batu besar" para leluhur, masyarakat Seloboro hari ini terus membangun kehidupan yang kokoh, sekuat perpaduan antara cangkul petani dan deru mesin industrinya.